Rombongan Pertamina RU V Balikpapan Puas Lakukan Studi Banding di Badak LNG
Studi banding dilaksanakan oleh Rombongan Pertamina RU V Balikpapan di Badak LNG selama 2 hari pada tanggal 26 dan 27 Juni 2019. Rombongan yang berjumlah 12 orang ini belajar dan menggali informasi terkait dengan ISRS. Dimana diketahui Badak LNG telah berhasil menerima Sertifikasi ISRS 8 level 8 dari DNV.
Kegiatan studi banding Rombongan Pertamina RU V Balikpapan ini diisi dengan presentasi dan diskusi. Rombongan terbagi kedalam beberapa tim untuk dapat berdiskusi langsung sesuai dengan proses assessment. Dalam studi banding kali ini rombongan ingin mengetahui lebih dalam mengenai proses 1, 5, 11, dan proses 6,8 serta 15. Ilmu yang didapat selama studi banding ini nantinya akan menjadi acuan perbaikan bagi Pertamina RU V Balikpapan dalam upayanya menjalani dan mendapatkan sertifikasi ISRS.
Dalam acara penutupan di Conference Room SHE&Q Department, beberapa peserta studi banding pun mengaku puas dengan informasi yang diperoleh. Informasi tersebut sangat bermanfaat sebagai acuan sekaligus bahan perbaikan bagi Pertamina RU V Balikpapan dalam menjalani sertifikasi ISRS.
Dalam sambutannya Senior Manager SHE&Q Department Yuli Gunawan berharap informasi yang telah didapatkan selama studi banding ini dapat bermanfaat bagi Rombongan Pertamina RU V Balikpapan.
International Sustainability Rating System atau ISRS merupakan Sertifikat Kelas Dunia yang dikeluarkan oleh DNV yang berpusat di Norwegia. Untuk mendapatkan sertifikasi tersebut, Badak LNG dinilai berdasarkan performa di beberapa bidang, seperti keselamatan, keamanan, kelestarian lingkungan dan kinerja bisnis.
Ditemui usai acara penutupan, Section Head Contract Office Pertamina RU V Balikpapan Octoriza menyampaikan ucapan terima kasih kepada Badak LNG yang telah membagikan informasi terkait dengan ISRS. Sehingga Pertamina RU V Balikpapan yang baru mendapatkan ISRS 6 dapat mencapai target untuk naik level.
Hal senada juga diungkapkan oleh Junior Legal Counsel I Kalimantan Pertamina RU V Balikpapan Ardhian Prasetyo Utomo yang mengaku mendapatkan banyak informasi tentang ISRS setelah melaksanakan studi banding di Badak LNG (*).