Dengan Inovasinya, Tim FT Prove Supreme-A Berhasil Tingkatkan Kualitas C3

Masuknya lean gas yang dikelola oleh ENI membuat proses pendinginan LNG di kilang Badak LNG mengalami perubahan. Kondisi lean feed gas saat ini mengakibatkan C3 refrigerant sulit diproduksi, sehingga C3 refrigerant tidak murni dan terkontaminasi C4+. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan bagi Tim FT Prove Supreme-A untuk menciptakan sebuah inovasi agar C3 yang terkontaminasi C4+ tidak menimbulkan beberapa masalah yang dapat berpengaruh terhadap proses pencairan LNG.

Tim FT Prove Supreme-A berhasil meningkatkan kinerja kompresor C3 4K-1 dengan memurnikan C3 yang terkontaminasi C4+.

Hingga akhirnya, tim CIP Badak LNG ini pun berhasil mencegah LNG losses dengan meningkatkan kualitas C3 refrigerant terkontaminasi C4+ tanpa dibuang dengan mengolah kembali di kolom depropanizer. Ketua Tim FT Prove Supreme-A Edy Siswanto menguraikan bahwa tim nya berhasil mendapatkan solusi untuk mengatasi kerja C3 refrigerant system yang tidak optimal sehingga produksi LNG bisa seperti sebelum lean gas masuk ke kilang badak LNG.

Masalah yang dapat ditimbulkan dari C3 yang terkontaminasi C4+ diantaranya dapat menimbulkan kerugian material dan mencemari lingkungan karena pemurnian C3 refrigerant selama ini dilakukan dengan dibuang dan dibakar ke blowdown. Selain itu produk LNG menjadi berkurang karena temperature LNG yang lebih panas membuat bog LNG bertambah. Anggota FT Prove Supreme-A Muchlis menyampaikan solusi dari masalah tersebut ialah dengan meningkatkan kinerja kompresor C3 4K-1 dengan memurnikan C3 yang terkontaminasi C4+ tanpa membuang dan dibakar di blowdown dengan cara mengolah kembali di depropanizer untuk memanfaatkan line yang telah ada.

Tim FT Prove Supreme-A sedang mempersiapkan presentasinya.

Selain kinerja kompresor C3 4k-1 dapat kembali normal karena kualitas C3 refrigerant telah meningkat, dengan inovasi ini perusahaan juga dapat menghemat material yang dibakar dan dibuang dengan nominal hingga Rp22 Miliar pertahun.