KRI Tatihu 853 Berlabuh di Pelabuhan TUKS Badak LNG
Kapal Republik Indonesia atau KRI Tatihu 853 berlabuh di pelabuhan TUKS Badak LNG, pada Rabu (31/10/2018). Kapal buatan anak bangsa ini berlabuh di perairan Bontang dalam rangka Patroli Keamanan Laut. Selain itu, saat ini KRI Tatihu 853 tengah melaksanakan patroli keamanan laut di sekitar wilayah Selat Makassar sehingga berhenti di Badak LNG yang masuk di area Lanal Sangata untuk mengisi logistik guna memenuhi kebutuhan operasional.
Kedatangan KRI Tatihu 853 yang dikomandani Mayor Laut (P) Nurwahidin ini disambut oleh Komandan Lanal Sangatta Binsar Sitorus dan Pjs Manager Marine Badak LNG Bambang Sucipto. Turut berlayar bersama KRI Tatihu 853 Komandan Guskamla Koarmada II Laksma TNI Kisdiyanto.
KRI Tatihu sendiri merupakan kapal karya anak bangsa yang diproduksi PT Palindo Marine Batam dan diresmikan 2017 lalu. Terdapat 31 personel yang bertugas di KRI Tatihu 853. Kapal ini merupakan kapal jenis patroli cepat yang bertugas melakukan pengamanan di Indonesia Timur.
Pada kesempatan ini, Pjs Manager Marine Section Bambang Sucipto mengucapkan selamat datang kepada Komandan Guskamla Koarmada II Laksma TNI Kisdiyanto beserta personel KRI Tatihu 853 di Pelabuhan TUKS Badak LNG Bontang. Bambang Sucipto juga berterima kasih kepada TNI AL khususnya Lanal Sangata yang selama ini telah menjaga keamanan laut di area Badak LNG. Ia juga menyampaikan bahwa Badak LNG merupakan objek vital nasional, sehingga diharapkan seluruh awak KRI Tatihu dapat mengikuti prosedur yang berlaku di Pelabuhan TUKS Badak LNG.
Sementara itu, Komandan Guskamla Koarmada II Laksma Tni Kisdiyanto menyampaikan terima kasih atas penyambutan yang dilakukan Lanal Sangata dan Badak LNG, khususnya Marine Section Operations Department.
Selanjutnya di lakukan tukar menukar cinderamata antara pihak Badak LNG dan KRI Tatihu 853.
Ditemui saat berlabuh dipelabuhan TUKS Badak LNG, Komandan KRI Tatihu 853 Mayor Laut (P) Nurwahidin menyampaikan bahwa tugas KRI Tatihu 853 sendiri adalah untuk menjamin keamanan kegiatan di laut, baik untuk warga sipil maupun instansi. Nurwahidin juga mengatakan bahwa mengingat Badak LNG merupakan objek vital nasional maka diharapkan semua pihak dapat bersinergi untuk menjaga keamanan di area kilang (*).